Selamat Datang Di Website Kontakperkasa Futures Surabaya
Latest Post
Showing posts with label Arab Saudi. Show all posts
Showing posts with label Arab Saudi. Show all posts

Minyak Siap Untuk Penurunan Terbesar Sejak 2008

Written By KPFSURABAYA on Wednesday, December 31, 2014 | 8:34 AM

Minyak menuju penurunan tahunan terbesar sejak krisis keuangan global baik produsen minyak AS maupun Organisasi Produsen Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menunjukkan tanda-tanda pertempuran untuk pangsa pasar di tengah berlimpahnya pasokan.
Minyak berjangka turun 0,9% di New York, turun 45% dalam tahun 2014. Pedoman AS mengijinkan penjualan ke luar negeri untuk minyak ultralight tanpa persetujuan pemerintah yang dapat meningkatkan kapasitas ekspor negara tersebut dan "melempar kunci inggris" dalam rencana Arab Saudi untuk mengekang output Amerika, menurut Citigroup Inc. Persediaan minyak mentah AS diperkirakan akan naik ke level tertinggi dalam tahun ini dalam tiga dekade terakhir.
Penurunan Oil telah mengguncang pasar mulai dari mata uang rubel Rusia hingga naira Nigeria dan menekan anggaran pemerintah dalam menjalankan negara termasuk Venezuela dan Ekuador. Hal tersebut juga mendorong cadangan minyak mentah darurat China dan membantu mengecilkan subsidi BBM di India dan Indonesia. OPEC telah mengisyaratkan bahwa mereka tidak akan menyesuaikan pasokan untuk mempengaruhi harga, sebaliknya memilih untuk menjaga pangsa pasar di tengah booming-nya US shale yang belum pernah terjadi sebelumnya.
West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari turun sebanyak 47 sen menjadi $ 53,65 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada di $ 53,67 pada pukul 8:32 pagi waktu Singapura. Kontrak menguat 51 sen menjadi $ 54,12 kemarin, gain untuk pertama kalinya dalam empat hari.
Brent untuk pengiriman Februari naik 2 sen menjadi $ 57,90 per barel di bursa ICE Futures Europe exchange kemarin. Minyak mentah patokan Eropa mengakhiri sesi dengan premi sebesar $ 3,78 terhadap WTI.

WTI Naik Setelah Investor Perkirakan Pasokan Minyak AS Turun

Written By KPFSURABAYA on Tuesday, December 23, 2014 | 8:32 AM

Minyak naik untuk kedua kalinya dalam 3 hari terakhir akibat para investor mengkaji proyeksi penurunan pada pasokan minyak mentah AS terhadap tanda-tanda bahwa Irak bergabung dengan anggota OPEC lainnya dalam mempertahankan pangsa pasar.

Kontrak WTI (West Texas Intermediate) naik sebesar 0.8% di New York. Pasokan minyak di AS untuk pekan kedua diperkirakan turun hingga 19 Desember lalu, menurut survey dari Bloomberg News menjelang rilis data oleh pemerintah besok. Rencana Irak untuk mendorong output tahun depan setelah para anggota OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) menolak untuk menurunkan pangsa pasar, menurut Menteri Minyak Irak Adel Abdul Mahdi.

Minyak sedang menuju penurunan tahunan tertajam sejak 2008 silam setelah AS memproduksi minyak mentah pada level rekor ditengah tanda-tanda menurunnya permintaan. Arab Saudi dan United Arab Emirates menegaskan kembali komitmen untuk mempertahankan produksi pada angka yang sama, menyalahkan pemasok dari luar OPEC sebagai akibat penurunan harga minyak saat ini.

WTI untuk pengiriman Februari naik sebesar 43 sen ke level $55.69 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada pada level $55.36 pukul 10:55 pagi waktu Sydney. Kemarin kontrak WTI turun $1.87 ke level $55.26. Volume semua kontrak berjangka diperdagangkan sebesar 79% dibawah 100 hari rata-rata. Harga WTI telah mengalami penurunan 44% sepanjang tahun 2014 ini.

Kemarin Brent untuk penyelesaian Februari turun $1.27 atau 2.1% ke level $60.11 per barel di Bursa ICE Futures Europe, London. Acuan minyak mentah Eropa tersebut mengakhiri sesi lebih tinggi sebesar $4.85 dibanding WTI.

OPEC tidak akan memangkas pasokan ล“berapapun harganya, menurut Menteri Minyak Arab Saudi Ali Al-Naimi saat wawancara dengan Middle East Economic Survey.

Artikel: kontakperkasa futures.

Saham Asia Turun untuk Hari Pertama dalam 4 Hari Terakhir

Saham Asia turun, mengirim saham komoditas melemah diikuti minyak dan logam berjangka menurun menuju penurunan pertama dalam 4 hari terakhir kecuali saham Jepang.

Indeks MSCI Asia Pacific Tidak termasuk Indeks Jepang turun 0,2 % ke level 465,86 % pukul 09:08 pagi di Seoul. Pasar perdagangan Jepang ditutup untuk liburan. Indeks Standard & Poor 500 dan Indeks Dow Jones Industrial Average kemarin ditutup pada level tertingginya sepanjang masa terkait saham AS menguat untuk hari ke-4 pasca Federal Reserve Ketua Janet Yellen mengatakan pekan lalu bank sentral kemungkinan akan menahan tingkat suku bunga mendekati nol setidaknya setelah kuartal pertama. Indeks S & P 500 berjangka sedikit berubah hari ini.

Indeks Australia S & P / ASX 200 melemah 0,3 %. Indeks Kospi Korea Selatan sedikit berubah dan Indeks NZX 50 Selandia Baru menguat 0,1 %. Pasar perdagangan di China dan Hong Kong belum dibuka.
Minyak mentah brent kemarin merosot 2,1 % ke level $ 60,11 per barel di London setelah Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali Al-Naimi mengatakan produsen terbesar OPEC akan berusaha untuk mempertahankan pangsa pasar dan pertumbuhan permintaan global tahun ini melambat dari yang diperkirakan. Indeks logam berjangka di London turun untuk hari kelima dalam 6 hari terakhir. 

Artikel: kontakperkasa futures.

Minyak Rebound Dari Level 5 Thn Terendah

Written By KPFSURABAYA on Friday, December 19, 2014 | 2:41 PM

Minyak mentah rebound dari level harga penutupan terendah sejak Mei 2009 lalu ditengah volatilitas perdagangan yang tinggi dalam lebih dari 3 tahun terakhir setelah Menteri Perminyakan Arab Saudi merasa optimis mengenai permintaan minyak mentah global di masa mendatang.

Minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) naik sebesar 2.6% di New York, memangkas penurunan mingguan ke-4. WTI telah berada pada level tertingginya sejak Oktober 2011 lalu, menurut data yang dihimpun oleh Bloomberg. Arab Saudi dan OPEC tidak akan menemukan ล“kesuilitan, jika tidak mustahil guna menurunkan pangsa pasar dengan memangkas pasokan, menurut Menteri Perminyakan Ali Al-Naimi.

Minyak mentah telah mengalami penurunan lebih dari 25% sejak Arab Saudi memimpin keputusan bulan lalu ketika OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries) mempertahankan target output secara kolektif. Perusahaan minyak AS melanjutkan produksinya pada level yang mencatat rekor, sehingga berkontribusi kepada penurunan global dan mendorong spekulasi bahwa mereka akan berkompetisi dengan 12 anggota grup OPEC pada pangsa pasar.

WTI untuk pengiriman Januari naik sebesar $1.39 ke level $55.50 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada pada level $54.55 pukul 2:52 siang ini waktu Singapura. Kemarin kontrak berjangka WTI yang berakhir hari ini turun $2.36 ke level $54.11. Kontrak berjangka minyak untuk bulan Februari catat gain 45 sen ke level $54.81. Total volume sebesar 29% diatas 100 hari rata-rata. Harga kontrak tersebut telah mengalami penurunan 45% sepanjang tahun 2014 ini.

Yen Sentuh Level Tinggi Terkait Safety Bid; Rubel Melemah

Written By KPFSURABAYA on Wednesday, December 17, 2014 | 7:52 AM

Yen menguat ke level tertinggi dalam empat minggu terhadap dolar setelah mata uang rubel Rusia turun menambahkan kekhawatiran yang mendalam bahwa ekonomi global mulai goyah, mendorong permintaan haven.
Mata uang Jepang memangkas gain setelah harga minyak menguat dari level terendah lima tahun. Rubel runtuh ke rekor bahkan setelah Rusia meningkatkan biaya pinjaman yang terbesar sejak tahun 1998. Sementara Greenback melemah setelah Federal Reserve memulai pertemuan kebijakan dua hari. Krone Norwegia turun ke paritas dengan krona Swedia untuk pertama kalinya sejak tahun 2000 setelah penurunan dalam minyak mengurangi prospek ekonomi negara tersebut. Indeks mata uang emerging market turun ke level terendah 12-tahun.
Yen menguat 0,9% menjadi 116,81 per dolar pada pukul 15:50 sore waktu New York setelah mencapai 115,57, level terkuat sejak 17November. Terhadap Euro, mata uang Jepang tersebut naik 0,3% menjadi 145,99 per euro setelah kemarin naik 1%. Sementara dolar tergelincir 0,6% menjadi $ 1,2509 per euro.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun sebanyak 4,1% menjadi $ 53,60 per barel di New York, setidaknya sejak Mei 2009, sebelum diperdagangkan di level $ 56,05. Uni Emirat Arab mengatakan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) tidak akan memangkas produksi bahkan jika harga turun sebesar $ 40 per barel.

Artikel: kontakperkasa futures.


Membaiknya Data Ekonomi AS, Angkat Bursa Saham Asia Dibuka Menguat 0.1%

Written By KPFSURABAYA on Friday, December 12, 2014 | 9:27 AM

Bursa Saham Asia menguat setelah rilis data AS terkait penjualan ritel dan klaim pengangguran mendorong optimism pada perekonomian terbesar di dunia tersebut. Sementara Bursa Saham Jepang berfluktuasi menjelang pemilu diakhir pekan ini.

Indeks MSCI Asia Pacific menguat 0.1% ke level 136.89 pukul 9:03 pagi waktu Tokyo. Saham perusahaan energi dan material pimpin acuan saham regional menuju penurunan 2.3% pada pekan ini akibat penurunan harga minyak dunia dibawah level $60 per barel untuk pertama kalinya sejak Juli 2009 silam dengan Arab Saudi mempertanyakan perlunya pemangkasan output.

Penjualan ritel bulan November naik 0.7% dari bulan sebelumnya, sesuai dengan perkiraan dari survei para ekonom di Bloomberg, kenaikan akibat para konsumen membutuhkan barang-barang elektronik, pakaian dan furniture. Klaim tunjangan pengangguran pekan lalu turun 3,000 menjadi 294,000. Klaim telah berada dibawah angka 300,000 selama 12 dari 13 pekan terakhir.

Sementara itu, minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) hari ini turun 1.3% ke level $59.16 per barel setelah kemarin turun 1.6%. Minyak mentah telah memasuki situasi pasar yang bearish setelah Arab Saudi, Iraq dan Kuwait selaku tiga anggota OPEC terbesar mengupayakan penurunan tajam terhadap ekspor minyak ke Asia setidaknya dalam 6 tahun terakhir ini. Pasar akan mengkoreksi sendirinya, menurut Menteri Minyak Arab Saudi Ali Al-Naimi. 


WTI Merosot Seiring Iran Prediksi Akan Adanya Penurunan Berlanjut

Written By KPFSURABAYA on Wednesday, December 10, 2014 | 9:18 AM

Minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) kembali menurun setelah Iran memprediksi akan adanya penurunan berlanjut pada harga minyak mentah apabila kekompakan memudar diantara anggota OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries).

Kontrak berjangka minyak turun sebesar 1.2% di New York setelah kemarin mengalami kenaikan yang pertama kalinya dalam 4 hari terakhir. Harga diperkirakan turun ke level terendah sebesar $40 per barel ditenagh perang harga atau jika ada keputusan yang muncul di OPEC, menurut Mohammad Sadegh Memarian, Kepala Analis Pasar Perminyakan Kementerian Minyak Iran. Sebanyak 12 grup anggota diperkirakan akan mengadakan pertemuan luar biasa pada kuartal pertama ini apabila minyak mentah melanjutkan penurunan, menurut Energy Aspects Ltd.

Minyak mentah sedang diperdagangkan pada situasi pasar yang bearish setelah Arab Saudi, yang memicu keputusan OPEC untuk mempertahankan daripada memangkas output ketika pertemuan bulan lalu, upaya pemangaksan terkait minyak mentah sebagai upaya mempertahankan pangsa pasar terhadap produsen minyak AS yang mencatat output pada laju tertingginya dalam lebih dari 3 dekade terakhir. EIA (Energy Information Administration) memangkas perkiraan mengenai harga minyak mentah pada 2015 mendatang ditengah penurunan.

WTI untuk pengiriman Januari turun sebesar 78 sen ke level $63.04 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada pada level $63.14 pukul 11:18 siang waktu Sydney. Kemarin kontrak berjangka minyak naik 77 sen ke level $63.82. Harga telah mengalami penurunan sebesar 36% sepanjang tahun 2014 ini.

Kemarin Brent untuk penyelsaian Januari catat gain 65 sen atau 1% ke level $66.84 per barel di Bursa ICE Futures Europe, London. Acuan minyak mentah Eropa tersebut mengakhiri sesi lebih tinggi sebesar $3.02 dibanding WTI.

Pekan lalu pasokan minyak mentah AS naik sebesar 4.4 juta barel, menurut rilis data dari American Petroleum Institute kemarin yang bersumber dari Anthony Headrick, seorang analis dari CHS Hedging. Rilis data pemerintah hari ini diperkirakan akan menunjukkan pasokan turun sebesar 2.7 juta barel, menurut survei Bloomberg News. 

Artikel: kontakperkasa futures.

Minyak Turun Terkait Pemangkasan Tajam Dari OPEC

Written By KPFSURABAYA on Tuesday, December 9, 2014 | 9:10 AM

West Texas Intermediate turun ke level terendah dalam lima tahun terakhir karena Irak mengikuti Arab Saudi dalam memangkas harga minyak mentah ke Asia, sehingga meningkatkan tanda-tanda para anggota terbesar OPEC harus mempertahankan pangsa pasar terkait lonjakan output AS.

Kontrak berjangka turun sebesar 1,3 % di New York dengan harga intraday terlemah sejak Juli 2009 lalu. Sementara Irak sebagai produsen minyak terbesar kedua di OPEC, memangkas biaya minyak mentah di Basrah ke level 11 tahun terendahnya menurut daftar harga. Minyak akan tetap berada di level $ 65 per barel selama enam bulan hingga perubahan output atau peningkatan permintaan terhadap OPEC, menurut kepala Kuwait Petroleum Corp.

WTI untuk pengiriman Januari turun sebesar 80 sen ke level $ 62,25 per barel pada perdagangan di elektronik New York Mercantile Exchange dan berada di level $ 62,87 pukul 11:31 pagi di Sydney. Sementara kontrak tersebut turun ke level $ 2,79 dari level $ 63,05 kemarin, merupakan  penutupan terendah sejak Juli 2009 lalu. Harga WTI turun 36 % tahun ini.

Brent untuk pengiriman Januari turun ke level $ 2,88, atau 4,2 %, ke level $ 66,19 per barel di ICE Futures Europe exchange yang  berbasis di London kemarin, merupakan penutupan terendah sejak September 2009 lalu. Sementara minyak mentah acuan Eropa mengakhiri sesi lebih tinggi di level $ 3.14 di bandingkan WTI $ 3,54 pada 1 Desember lalu.

  Artikel: kontakperkasa futures.
BAPEPTI-KPF PT Kontak Perkasa Futures JFX PT Kontak Perkasa Futures KBI PT Kontak Perkasa Futures ForexIndonesia