Saham
Asia jatuh, pasca kemarin turun tajam dalam sembilan bulan terakhir,
karena ekuitas AS memperpanjang penurunannya dan penurunan harga minyak
semakin dalam.
Indeks
MSCI Asia Pacific Index turun sebesar 0,3 persen ke level 134,57 pukul
09:03 pagi di Tokyo, diikuti penurunan tajam saham perusahaan-perusahaan
energi. Indeks Asia merosot sebesar 1,7 persen kemarin dan indeks
Standard & Poor 500 turun untuk hari kelima, memperpanjang penurunan
terpanjangnya dalam 13 bulan terakhir. Minyak West Texas Intermediate
(WTI) anjlok di bawah level $48 per barel di New York di tengah
spekulasi Data cadangan minyak AS yang akan dirilis hari ini akan memicu
keprihatinan atas banjirnya pasokan minyak global.
Indeks
Topix Jepang turun sebesar 0,5 persen. Short-selling di Bursa Efek
Tokyo mencapai 37,8 persen dari total nilai perdagangan kemarin,
tertinggi sejak setidaknya Oktober 2008 lalu, ketika data bursa menjadi
tersedia.
Indeks
Kospi Korea Selatan turun sebesar 0,2 persen. Indeks Australia
S&P/ASX 200 melemah sebesar 0,6 persen, sementara indeks NZX 50
Selandia Baru tergelincir sebesar 0,2 persen. Pasar finansial di China
dan Hong Kong belum dibuka ketika berita ini diturunkan.
Indeks
Shanghai Composite Index naik kurang dari 0,1 persen kemarin untuk
memperpanjang level lima tahun tertingginya. Indeks acuan saham China
menguat sebesar 53 persen pada tahun 2014 lalu di tengah spekulasi
pemerintah yang akan kemabli mengambil langkah-langkah untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Sebuah
koreksi saham China daratan akan terjadi "cepat atau lambat" karena
investor akan mencari pertumbuhan pendapatan yang kuat untuk mendukung
momentum reli, Ted Menarik, kepala investasi dari Daerah Grup Pasifik di
JPMorgan Asset Management.
Artikel: kontakperkasa futures.



Post a Comment