Selamat Datang Di Website Kontakperkasa Futures Surabaya

PT KONTAK PERKASA FUTURES | Pertumbuhan Ekonomi Rendah, Salah di Mana?

Written By KPFSURABAYA on Monday, May 11, 2020 | 9:55 AM



PT KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA - Pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I-2020 hanya 2,97% atau terkontraksi 2,41% dibandingkan kuartal IV-2019. Itu artinya roda ekonomi Indonesia melambat di 3 bulan pertama tahun ini.
Apa yang menjadi penyebabnya?

"Sebabnya itu bisa beragam untuk pertumbuhan ekonomi kuartal I yang cuma 2% itu salah satunya disebabkan karena melambat pertumbuhan konsumsi rumah tangga dari 5% di kuartal I-2019 menjadi 2% di Q1-2020," kata ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet, Minggu (10/5/2020).

Daya beli atau tingkat konsumsi rumah tangga memang memiliki kontribusi besar terhadap pembentukan ekonomi tanah air, sekitar 56%. Konsumsi rumah tangga sendiri hanya tumbuh di level 2,84% dibandingkan kuartal I-2019 yang sebesar 5,02%.

"Lalu kenapa pertumbuhan konsumsi bisa melambat ya salah satunya karena daya beli masyarakat berkurang, sehingga keinginan untuk melakukan konsumsi tidak seantusias tahun lalu," tambahnya.

Pertumbuhan ekonomi yang melambat juga terjadi karena berkurangnya permintaan barang dan jasa. Beberapa industri pun terdampak yang kemudian melakukan PHK. Ujungnya daya beli kembali menurun.

"Dampak PHK inilah yang berdampak pada rumah tangga, pendapatan mereka tergerus," tuturnya.

Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pemerintah sudah menyiapkan skenario kondisi ekonomi tahun ini. Ada dua skenario pertumbuhan yakni 2,3% dan skenario terburuknya kontraksi atau -0,5%.

Jika ekonomi RI di 2020 berada di skenario terburuk maka konsumsi tahun ini bisa mendekati 0%. Hal itu tentu bergantung pada kondisi pandemi yang saat ini tengah terjadi.

"Kalau di 2,3% itu artinya konsumsi masih tumbuh positif. Kalau sampai di -0,5% barangkali konsumsi sebagian mengalami pertumbuhan nyaris 0% secara over all. Kita masih punya tiga kuartal. Jadi kalau kuartal II memang kondisi PSBB meluas mungkin akan merosot. Kita berharap di kuartal III dan IV bisa agak sedikit pulih," terangnya.

Lalu apa maksudnya pertumbuhan ekonomi bisa sampai minus?

Rendy menerangkan roda ekonomi yang terus bergerak membuat ekonomi terus tumbuh. Jika ekonomi sebuah negara minus itu artinya kegiatan ekonomi yang menjadi motor pertumbuhan lebih kecil dari tahun sebelumnya.

"Ekonomi minus itu, jumlah total output dari kegiatan ekonomi di Indonesia selama satu tahun penuh 2020 diprediksi lebih kecil dibandingkan tahun 2019," terangnya.

Dengan output ekonomi yang berkurang, tentu akan berdampak pada turunnya aktivitas ekonomi, sehingga apa yang bisa dikerjakan dalam dunia ekonomi semakin sedikit.

Dengan kegiatan ekonomi yang semakin sempit, maka perusahaan tidak bisa menjalankan usahanya seperti biasanya. Semakin sempit kegiatan bisnis akan memaksa perusahaan melakukan penyesuaian.

Dampak negatifnya perusahaan akan melakukan PHK. Nah ujungnya jika badai PHK datang maka angka kemiskinan akan naik.

"Angka pengangguran naik, karena pengangguran naik, pendapatan masyarakat berkurang, dan secara agregat akan berdampak pada semakin banyaknya masyarakat yang jatuh dalam kategori miskin, artinya jumlah penduduk miskin bertambah," teranganya. PT KONTAK PERKASA FUTURES
 
Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | PT KONTAK PERKASA FUTURES
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KONTAK PERKASA FUTURES
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KONTAK PERKASA FUTURES
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KONTAK PERKASA FUTURES
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES
detik.com
 

Share this article :

Post a Comment