Selamat Datang Di Website Kontakperkasa Futures Surabaya

PT KONTAK PERKASA FUTURES | Rapor Merah APBN 2019

Written By KPFSURABAYA on Wednesday, January 8, 2020 | 8:11 AM



PT KONTAK PERKASA FUTURES  SURABAYA - Pemerintah telah mengumumkan realisasi sementara anggaran pendapatan belanja negara (APBN) 2019. Hasilnya banyak merahnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan ada berbagai tekanan dari global yang merembes ke perekonomian nasional. Hal ini menyebabkan banyaknya target yang tidak tercapai.

Kementerian Keuangan mencatatkan realisasi kinerja APBN Tahun Anggaran 2019 masih tekor atau defisit sebesar Rp 353,0 triliun. Hal itu dikarenakan realisasi penerimaan lebih kecil dibandingkan belanja negara.

Sri Mulyani mengatakan realisasi penerimaan negara Rp 1.957,2 triliun per 31 Desember 2019 dari target Rp 2.165,1 triliun. Sedangkan realisasi belanja negara sebesar Rp 2.310,2 triliun dari target Rp 2.461,1 triliun.

"Sehingga defisitnya Rp 353,0 triliun, lebih besar dari target awal Rp 296,0 triliun," kata Sri Mulyani di gedung Djuanda I Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (7/1/2020).

Defisit anggaran yang sebesar Rp 353,0 triliun setara dengan 2,20% terhadap PDB, angka ini juga naik dari proyeksi awal pemerintah yang berada di level 1,84% atau setara dengan Rp 296,0 triliun.

Penerimaan negara yang mencapai Rp 1.957,2 triliun atau 90,4% dari Rp 2.165,1 triliun berasal dari penerimaan perpajakan sebesar Rp 1.545,3 triliun, pendapatan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 405,0 triliun, dan hibah sebesar Rp 6,8 triliun.

Sedangkan belanja negara yang mencapai Rp 2.310,2 triliun atau 93,9% dari target Rp 2.461,1 triliun berasal dari belanja pemerintah pusat Rp 1.498,9 triliun. Belanja pemerintah pusat terdiri dari belanja kementerian/lembaga (K/L) yang realisasinya Rp 876,4 triliun dan belanja non K/L sebesar Rp 622,6 triliun, dan subsidi Rp 201,8 triliun. Lalu berasal dari transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) sebesar Rp 811,3 triliun.

Banyak target yang tidak tercapai sehingga rapor APBN pun merah. Apa saja target yang gagal diraih tersebut?

Sri Mulyani mengungkapkan banyak faktor eksternal yang turut mempengaruhi perekonomian dalam negeri.

Pertumbuhan ekonomi 2019 terealisasi 5,05% dari target APBN 5,3%. Angka ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya realisasi 5,17% dengan target APBN 2018 5,4%.

Selanjutnya angka inflasi realisasi 2,72% dari target 3,5%. Angka ini lebih rendah dibandingkan periode 2018 sebesar 3,1% dengan target 3,5%.

Tingkat bunga SPN 3 bulan 5,6% lebih tinggi dari target 5,3%. Kemudian nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Rp 14.146 lebih rendah dibanding target APBN 2019 sebesar Rp 15.000.

Kemudian harga minyak mentah Indonesia tercatat US$ 62 per barrel dari target US$ 70. Kemudian lifting minyak 741 ribu barel per hari lebih rendah dibanding target 775 ribu barel per hari.

Selanjutnya lifting gas 1.050 ribu barel per hari di bawah target APBN 1.250 ribu barel per hari.

Sedangkan untuk penerimaan pajak migas dan non migas Rp 1.332,2 triliun atau hanya 84,4% dari target APBN 2019 sebesar Rp 1.577,6 triliun.

Belanja negara sebesar Rp 2.310,2 triliun atau 93,9% dari target APBN Rp 2.461,1 triliun. Keseimbangan primer tercatat mengalami kontraksi sebesar Rp 77,5 triliun lebih tinggi dari target Rp 20,1 triliun. Kemudian pembiayaan anggaran Rp 399,5 triliun 134,9% dari target Rp 296 triliun. PT KONTAK PERKASA FUTURES

Baca juga artikel lainnya
1. Bitcoin ‘Bikin Sakit’, Lebih Baik Pilih Emas | PT KONTAK PERKASA FUTURES
2. Investasi Emas Tetap Menggiurkan Sampai Kuartal Pertama 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES
3. Investasi Masih Menarik Tahun 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES
4. Menengok Prospek Bisnis Investasi di Tahun Politik | PT KONTAK PERKASA FUTURES
5. Tahun 2018, Bisnis investasi Dinilai Tetap Menarik | PT KONTAK PERKASA FUTURES
6. 2018 Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka | PT KONTAK PERKASA FUTURES
7. KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018 | PT KONTAK PERKASA FUTURES
detik.com
Share this article :

Post a Comment